Pages

Sabtu, 19 November 2011

Sweet of Friendship


"Ayo, guys! Kalian jangan malas - malasan. Apa kalian mau jadi pecundang di acara  Dence kompetisi", teriak Prisillia kepada teman - temannya yang sedang beristirahat di aula sekolah.
   "Tapi, Prisil. Kita juga butuh istirahat, kita udah latihan 3 jam", sahut salah satu diantara mereka.
   "Kalau kalian gak mau digininiin, kalian harus ngasih yang terbaik", jawab Prisillia dengan nada ketus dan pergi meninggalkan aula dan  mereka semua. Semua anggota cheerleader ada 10 termasuk Prisillia.
   Butiran air mata membasahi pipi putih Prisillia, tanpa menghiraukan air mata yang terus berjatuhan ia tetap berjalan, namun di belakang terdengar seseorang yang memanggil.
   "Prisil, tunggu."
   Lalu Prisillia menghentikan langkahnya dan menghapus air matanya. Dan menoleh ke asal suara itu, yang tidak lain pemilik suara itu adalah Rendy teman Prisillia sekaligus tetangganya.
   "Rendy", sapa Prisillia dengan nada yang sedikit agak ketus.
   "Aduh, cantik, cantik kok ketus sih. Nanti cantiknya hilang loh", jawab Rendy sedikit menggoda.
   Namun Prisillia tidak menanggapinya dan pergi meninggalkan Rendy sendiri.
   "Hey, Prisil, Prisillia Dinata gue bilang loe harus berhenti", teriak Rendy yang kesal dengan sikap Prisillia yang tidak menghiraukannya.
   Prisillia terus berjalan menuju kelasnya. Dia berhenti di salah satu kelas XI IPA.Ia menghela nafas dan masuk kedalam kelas yang suasananya agak hening karena sebagian murid sudah pulang sekolah dan kemudian ia duduk di deretan banku paling depan dekat pintu.
   "Prisil. Loe mau pulang sekarang?", terdengar suara Angel yang sudah berada di depan bangku Prisillia.
   "Iya gue mau pulang sekarang. Gue pusing banget mikirin anak - anak", jawab Prisillia sambil membereskan buku - bukunya ke dalam  tas sekolahnya yang berwarna coklat dengan dihiasi pita.
   Prisillia dan Angel berjalan keluar dari kelas mereka menuju gerbang sekolah. Mereka berjalan dari sekolah ke rumah karena rumah mereka berdua tidak terlalu jauh dari sekolah, dan saat tiba di tikungan mereka berpisah. Prisillia berjalan terus sedangkan Angel belok di tikungan itu.
   "Hati - hati ya, Prisil", teriak Angel sambil melambaikan tangannya.
   Prisillia hanya tersenyum sambil terus berjalan menuju rumahnya yang berpagar besi berwarna hitam. Setibanya di rumah ia langsung menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Rumah itu sangat sepi di rumah itu hanya ada Prisillia dan seorang pembantu yang bernama Izah.  Kedua orang tua Prisillia masing - masing bekerja setiap hari.
   "Non Prisil sudah makan atau belum", tanya Bi Izah dari luar kamar Prisillia.
   "Prisil udah makan kok Bi. Prisil pengen istirahat", jawab Prisillia.
   "Ya udah non, Bibi ke dapur dulu", sambil menutup pintu kamar Prisilia.
   Setelah pintu di tutup Prisillia mengambil buku pelajarannya, ia membaca bukunya sambil tiduran diatas kasur berseprai warna ungu bergaris.

* * * * * * * *
   Sang mentari muncul menyambut pagi. Pagi ini di rumah Prisillia masih sama saja,  sepertinya suasana sepi enggan pergi dari rumah itu. Seperti biasa Prisillia berjalan  kaki ke sekolah dan saat dia hendak membuka gerbang ia bertemu dengan Rendy.
   " Hai, Prisillia. Mau berangkat sekolah nih", goda Rendy.
   Prisillia tidak menghiraukannya, ia berjalan terus. Namun Rendy  mengejarnya dan masih berusaha  menggodanya. Jadi disepanjang perjalanan menuju sekolah Prisillia memasang wajah yang cemberut dan acuh sedangkan Rendy masih tetap dengan banyolannya yang garing.
   "Eh, yank nanti kalau pulang, berdua lagi ya", kata Rendy.
   Prisillia tidak menjawab dan ia langsung berjalan menuju kelasnya. Waktu berjalan cepat tak terasa jam pulang sekolah telah tiba. Dan Prisillia membereskan buku - bukunya dan pergi ke aula untuk latihan cheer. Di aula, anak - anak yang lain sudah berlatih.
    "Katanya gak boleh males - malesan dan harus tepat waktu, tapi ketua cheernya kok telat ya", sindir Intan.
    "Udah lah. Yang penting sekarang kita latihan bener - bener, biar nanti kita gak jadi pecundang", kata Dira dengan nada menyindir sambil berjalan melewati Prisillia dan melirik ke arah Prisilllia yang masih beridiri bagai patung.
    "Gue gak akan bela diri gue sendiri. Gue akuin gue emeng terlambat, jadi kalian puas kan", kata Prisillia dengan tegas.
    "Jadi tunggu apa lagi, kenapa kalian masih diam aja", bentak Prisillia  tapi dengan suara yang agak pelan.
    Mereka semua lalu berlatih dengan gerakan yang baru. Mereka semua berlatih selama 2 jam dan 5 menit untuk istirahat.
    Di sela - sela istirahat tanpa sengaja Intan dan Dira menjatuhkan minuman ke baju Prisillia. Hal ini membuat Prisillia marah, karena Prisillia yakin mereka berdua sengaja melakukannya.
   "Loe berdua!", dengan nada marah sambil membersihkan bajunya yang basah terkena minuman lalu dengan tangannya Prisillia membersihkan bajunya.
   "Sorry, Prisil. Kita berdua gak sengaja", ujar Dira dan Intan bersamaan.
   Prisillia tidak menjawab sama sekali permintaan maaf Dira dan Intan dan ia langsung menyuruh anak - anak yang lain untuk melanjutkan latihan mereka. 
   "Ingat kompetisinya tinggal 1 bulan lagi. Jadi gue gak mau diantara kalian ada yang sakit karena kecapekaan", ujar Prisillia tegas.
   "Iya kapten", jawab mereka semua dengan serentak.
   Lalu mereka semua membubarkan diri dari aula tempat mereka latihan. Prisillia paling akhir keluar dari aula,  ia berjalan menuju pintu gerbang sekolah seorang diri.
   "Hai, Prisil", sapa Angel dengan wajah yang ceria di depan gerbang.
   "Angel", kata Prisillia datar.
   "Kita pulang sama - sama lagi yuk", ajak Angel.
   Prisillia hanya tersenyum. Di sepanjang perjalanan mereka berdua hanya diam. Untuk mencairkan suasana Angel bertanya kepada Prisillia.
  "Inget gak waktu kita masih SD dulu, loe sering banget berantem sama kakak kelas”, kata Angel pada Prisillia.
   “Inget, emangnya ada apa?”, Tanya Prisillia ketus
   “Enggak ada apa – apa sih. Cuma lucu aja dulu kita berdua gak deket sama sekali dan sekarang kita jadi deket”, jawab Angel tersenyum.
   Prisillia tidak menjawab ia hanya diam di sepanjang perjalanan pulang sampai mereka berpisah di tikungan ia pun masih diam hanya tersenyum saat Angel berpisah dengannya di tikungan tersebut.
   “Eh, non Prisil sudah pulang”, kata bi Izah.
   “Mama sama Papa udah pulang bi?”
  “Tuan sama nyonya gak pulang non. Tadi tuan sama nyonya udah telepon”, jawab bi Izah.
   “Ya, udah deh Prisil ke atas dulu ya”, ujar Prisillia dengan wajah yang sedih dan kecewa.
    Keesokan paginya saat Prisillia jalan kaki menuju sekolahnya ia bertemu dengan Angel.
   “Sil, gue mau nanya apa loe gak capek berantem mulu  sama anak cheers yang lain?”, Tanya Angel dengan hati – hati.
   “Kenapa harus capek? Gue gak peduli”, jawab Prisillia.
   ‘Enggak gitu maksud gue. Loe ketua cheers dan mereka semua anggota loe dan loe setiap latihan pasti ketemu mereka jadi kalau kalian gak akur kan jadi gak enak dan gak cuma sama anak cheers aja tapi yang lain juga”, ujar Angel panjang lebar.
   “Jadi selama ini loe gak pernah suka deket gue dan semua ini hanya pura – pura”, jawab Prisillia dengan nada marah dan pergi berlalu meninggalkan Angel sendiri.
   Sesampainya di sekolah Prisillia masuk kelas seperti biasa sampai selesai pelajaran pertama bangku di sebelah Prisillia masih kosong yang berarti Angel belum datang ke sekolah. Sampai bel istirahat Angel masih belum datang.
   “Prisil, loe udah denger kalau Angel pingsan di jalan waktu berangkat sekolah”, kata Rendy.
   “Apa?”, jawab Prisillia kaget dan langsung berhenti makan.
   “Nanti kita jenguk Angel sama – sama di rumah sakit”, ujar Rendy menenangkan Prisillia yang masih terlihat terkejut dengan kabar tersebut.
    Setelah pulang sekolah mereka berdua langsung menuju rumah sakit dimana Angel dirawat, namun sebelum berangkat menuju rumah sakit mereka membeli buah terlebih duhulu. Mereka berdua pergi kerumah sakit menggunakan motornya Rendy.
   Setibanya di rumah sakit Prisillia dan Rendy langsung menuju kamar 203. Didalam kamar terbaring Angel yang sedang tidur.
   “Eh, Prisil sama Rendy ya”, sapa mamanya Angel ramah kepada mereka berdua.
   “Iya nih tante. Gimana keadaannya Angel?”, Tanya Rendy.
   “Angel udah lumayan baik”, jawab mamanya Angel.
   “Oh ya tante, Angel sakit apa ya kalau boleh saya tahu?”, Tanya Rendy lagi.
   “Apa Angel gak pernah cerita sama kalian?”, Tanya mamanya Angel sedikit heran.
   “Cerita apa tante?”, Tanya Rendy.
   “Sebenarnya Angel sakit leukemia dan penyakit ini sudah ia derita selama 1 tahun. Dan Angel tidak mau di kemotrpai dan kata dokter waktunya tidak banyak”, ujar mamanya Angel dengan raut muka yang sedih.
   Rendy dan Prisillia yang mendengar hal itu sangat terkejut mendengarnya. Lalu mamanya Angel pergi meninggalkan mereka berdua bersama Angel yang masih tidur.
   Sesaat kemudian Angel sadar dan ia senag melihat Prisillia dan Rendy berada di kamar dimana ia dirawat.
   “Prisil, maafin gue ya. Gue gak bermaksud ngomong gitu sama loe”, kata Angel dengan suara lirih sambil tetap masih tidur di tempat ranjang.
   “Seharusnya gue yang minta maaf karna gue loe jadi ada di rumah sakit sekarang”, kata Prisillia menyesal dan memegang tangan Angel.
   “Sil gue berharap loe bisa berubah walaupun loe egois tapi loe kesepian dan butuh seseorang untuk menghibur loe. Loe janji mau berubah jadi lebih baik kan”, kata Angel.
   Prisillia tidak menjawab ia hanya mengangguk sambil air matanya terus bercucuran sedangkan Rendy yang berdiri di samping Prisillia hanya bias melihat tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.
   “Sil, maafin gue dan terima kasih atas semuanya gue gak kuat lagi nahan sakit ini dan tolong bilang sama nyokap gue kalau gue saying banget sama beliau”, kata Angel dengan suara yang semakin lirih sampai akhirnya Angel menutup mata untuk selama – lamanya.
   Seluruh teman Angel menghadiri pemakaman Angel. Suasana di pemakaman sangat mengharukan, semua yang ada disana sangat kehilangan sosok Angel terutama Prisillia.
   Dua minggu setelah kematia Angel sikap Prisillia berubah ia mulai belajar arti berbagi.
   “Ini baju kita untuk kompetisi dence”, teriak Prisillia kepada teman – temannya di aula.
   Mereka semua menghampiri Prisillia dan mengambil baju mereka masing – masing lalu mereka semua melanjutkan latihan begitu pula dengan Prisillia.
   Hari yang dinanti pun tiba, acara kompetisi dance-nya begitu meriah dan sekarang giliran Prisillia dan yang lain untuk menunjukkan hasi latihan mereka selama ini. Dan setelah selesai mereka kembali kebelakang panggung.
   “Kalau pun nanti kita tidak menang yang penting kita sudah berusaha”, kata Prisillia kepada teman – temannya.
   “Iya ketua”, jawab mereka serempak.
   Semua peserta sudah tampil dan para juri sudah memutuskan pemenangnya.
   “Baiklah mari kita sambut juara pertama jatuh pada Prisillia cs”, kata pembawa acara kompetisi dance.
   Mendengar hal itu Prisillia dan semuanya bersorak gembira, lalu mereka semua naik keatas panggung untuk menerima piala dan saat Prisillia melihat kearah bangku penonton ia melihat kedua orang tuanya duduk tersenyum  di bangku penonton bersama Rendy disebelahnya.
   Setelah acara selesai Prisillia menghampiri orang tuanya dan memeluk mereka sangat eret. Kemudian Prisillia dan Rendy pergi ke makam Angel.
   “Makasih Angel, loe udah ngasih warna di hidup gue”, kata Prisillia sambil menaburkan bunga diatas makam Angel.
   “Makasih juga loe udah mau jadi bagian dari persahabatan kita berdua. Kita berdua dan semua orang yang kenal loe gak akan pernah lupa sama loe, Angel ”, kata Rendy.

TAMAT

  

   

Sabtu, 05 November 2011

Kalimat Baku

     Sebuah kalimat dapat dikategorikan sebagai kalimat baku jika memenuhi syarat - syarat (1) struktur kalimat, (2) bentukan kata, (3) makna kalimat, dan (4) kaidah ejaan. Keempat syarat tersebut harus dipenuhi. Jika ada yang tidak terpenuhi, kalimat tersebut tidak dapat disebut kalimat baku.

Unsur Kalimat
     Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku - buku tata bahasa Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku terdiri dari sekurang - kurangnya atas dua unsur, yakni S dan P. Unsur yang lain (O, Pel, dan Ket) dalam suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.

1.  Subjek
Ciri-Ciri : 
  • Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan.
  • Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa
2.  Predikat
Ciri-ciri : 
  • Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana S (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat). Selain memberi tahu tindakan atau perbuatan S, prediksi dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri S. Termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki S.
  • Predikat dapat berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal 

3. Objek
Ciri-ciri :
  • Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Objek pada umumnya diisi oleh nominal, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O.
  • Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya dipasifkan. Perhatikan contoh kalimat berikut yang letak O-nya di belakang dan lihat ubahan posisinya bila kalimatnya dipasifkan.
4.Pelengkap
Ciri-ciri :
  •   Di Belakang Predikat. Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa. Beda Pel dan O adalah Pel tidak dapat dipasipkan menjadi subjek, sedangkan O dapat pasipkan menjadi subjek.

5.Keterangan
    Ciri-ciri :
  •    Dapat dipindah – pindah posisinya. 

Pola Kalimat
  • S P
          Adikku tujuh
  • S P
          Saya cantik.
  • S P O
          Dita menanam bunga.
  • S P Pel
          Saya bermain bola.
  • S P O K
          Ayahku melukis kucing di halaman rumah.
  • K S P
          Diluar dia melamun.
  • S P Pel Ket
          Pak Andi menjadi pemimpin upacara di sekolah.
  • Ket S P Pel
          Di sekolah guru merupakan orang tua.
  • K S P O
          Kemarin ibu memasak ikan.
  • K S P Pel 
          Di Indonesia Susilo Bambang Yudohyono menjadi presiden.
  • K S P Pel K
          Di Indonesia benderannya berwarna merah putih sejak dulu.
  • S P O K K
          Sari mengirim surat untuk kakaknya Minggu lalu.

 

(c)2009 This is my blog. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger