Pages

Rabu, 20 Juni 2012

Apresiasi Film


Judul film         : Sang Pemimpi
Sutradara         : Riri Riza
Produksi           : Miles Film & Mizan Production

Sinopsis
Berkisah tentang persahabatan dan sebuah impian antara Ikal, Arai, dan Jimbrong. Persahabatan yang terjalin sejak kecil. Arai adalah sepupu Ikal,  yang kemudian diasuh oleh kedua orang tua Ikal setelah kematian ayah Arai. . Sedangkan Jimbrong adalah anak yatim piatu yang gagap karena melihat ayahnya meninggal dunia, setelah ayahnya meninggal Jimbrong diasuh oleh pendeta Giovanny. Walaupun berbeda agama pendeta Giovanny ingin Jimbrong taat menjalani agama Islam. Mereka bertiga menghabiskan masa kecil mereka di Gantong, Bangka Belitung. Lalu, mereka bertiga pindah ke Manggar untuk melanjutkan sekolah di SMA Negeri Manggar, SMA pertama yang berdiri di Belitung bagian timur. Mereka bersekolah di pagi hari dan bekerja sebagai kuli di pelabuhan ikan pada dini hari Mereka bertiga mengidolakan guru Julian Ichsan Balia karena memberikan inspirasi luar biasa dalam mendidik tetapi berbeda 180 derajat dengan kepala sekolah Pak Mustar karena sistemnya yang memberikan hukuman bagi yang lalai.
Lika – liku kehidupan tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi juga ketika bertahan hidup, dunia cinta dan kehidupan remaja. Saat mereka bertiga beranjak remaja, Arai jatuh cinta dengan seseorang yang bernama Zakiah Nurmala. Kemudian si Jimbron dengan Laksmi yang profesinya sebagai buruh di pabrik cincau. lain halnya dengan Ikal yang tertarik dengan seorang wanita yang ada di poster iklan di film bioskop indonesia.
 Karena bimbang dengan kondisinya, Ikal merasa putus asa dan berusaha menghilangkan semua impiannya untuk sekolah ke Eropa bersama Arai. Karena sikap Ikal inilah membuat hati ayahnya kecewa besar.
Karena rasa bersalah yang besar kepada ayahnya, ikal kemudian bangkit lagi bersama teman temannya yang senasib seperjuangan untuk meraih mimpi. Akhirnya mereka lulus sekolah dengan nilai yang memuaskan. Ikal dan Arai ke Jakarta dengan menumpang kapal milik bang Rokib, sedangkan Jimbrong tetap tinggal bersama Laksmi. Namun, Ikal dan Arai tidak pernah sampai ke Jakarta dan terdampar di Bogor. Mereka giat bekerja sambil berusaha masuk Universitas Indonesia. Sampai akhirnya mereka masuk UI, Ikal dijurusan ekonomi dan Arai dijurusan biologi. Mereka lulus menjadi sarjana. Impian mereka tidak semudah yang mereka pikirkan. Apa lagi saat mereka kesusahan uang dan Arai yang tiba – tiba saja menghilang. Namun pada akhirnya mereka bertemu kembali dan mendapatkan beasiswa ke Paris.


Apresiasi Film
1.      Tema dan Amanat
Tema : Persahabatan dan impian.
Amanat:
·         Siapapun boleh bermimpi, jangan pernah takut untuk bermimpi dan berusahalah dengan keras untuk meraih mimpi kita.
·         Tolong menolonglah sesama manusia.
·         Jangan mudah berpikir buruk tentang seseorang.
2.      Penokohan
1.         Ikal:  sahabat Arai sekaligus saudara jauh Arai. Ia adalah anak yang pintar, namun ia mempunyai sedikit keraguan atas mimpi – mimpinya.
2.         Arai :  Seseorang yang mampu melihat keindahan di balik sesuatu, sangat optimis dan selalu melihat suatu peristiwa dari kaca mata yang positif. Sosok yang begitu spontan , pintar, dan jenaka, seolah tak ada sesuatupun di dunia ini yang akan membuatnya sedih dan patah semangat.
3.         Ayah Ikal : orang tua yang baik dan penuh pengertian terhadap anak – anaknya.
4.         Ibu Ikal : orang tua yang baik dan juga penuh perhatian pada anak – anaknya. Suka menolong sesamanya.
5.         Jimbron, anak yatim piatu yang diasuh oleh seorang pastur Katolik bernama Geovanny.Laki-laki bertubuh subur ini sangat polos. Segala hal tentang kuda adalah obsesinya, Pendeta Geovanny, ia adalah seorang Katolik yang mengasuh Jimbron selepas kepergian kedua orangtua Jimbron. Meskipun berbeda agama dengan Jimbron, beliau tidak memaksakan Jimbron untuk turut menjadi umat Katolik.
6.         Pak Mustar  adalah salah satu pendiri SMA Negeri Manggar. Ia adalah kepala sekolah SMA Negeri Manggar, seorang yang baik, namun ia akan menjadi galak apabila murid didiknya tidak patuh dengan peraturan sekolah.
7.         Pak Julian Ichsan Balia; Kepala Sekolah SMA Negeri Manggar. Laki-laki muda, tampan,.  Baik hati, dan penuh semangat dalam mengajar.
8.         Nurmala; Zakiah Nurmala binti Berahim Mantarum,gadis pujaan Arai sejak pertama kali Arai melihatnya. Nurmala adalah gadis yang pandai
9.         Laksmi; gadis pujaan Jimbron. Telah kehilangan kedua orangtuanya dan tinggal serta bekerja di sebuah pabrik cincau. Semenjak kepergian orangtuanya ia tidak pernah lagi tersenyum, walaupun senyumnya amat manis. Ia baru dapat tersenyum ketika Jimbron datang mengendarai sebuah kuda putih milik Capo.
10.       Capo Lam Nyet Pho; Seorang yang memungkinkan berbagai hal sebagai objek untuk bisnisnya. Bahkan ketika PN Timah terancam kolaps, ia melakukan ide untuk membuka peternakan kuda meskipun kuda adalah hewan yang asing bagi komunitas Melayu.
11.       Taikong Hamim; Guru mengaji di masjid di kampung Gantung. Dikenal sebagai sosok nonkonfromis dan sering memberlakukan hukuman fisik kepada anak-anak yang melakukan kesalahan.
12.        Bang Zaitun; Seniman musik pemimpin sebuah kelompok Orkes Melayu. Dikenal sebagai orang yang pernah mempunyai banyak pacar dan memiliki 4 istri.
13.       Mak Cik Mariamah: baik hati, dan penuh kasih sayang.
14.       Nurmi; Berbakat memainkan biola, mewarisi biola dan bakat dari ayahnya. Nurmi adalah tetangga Arai dan Ikal, seumuran, dan dia adalah gadis yang sangat mencintai biola.
3.      Alur
Alur campuran (maju mundur).  Alur campuran adalah alur yang diawali klimaks, kemudian melihat lagi masa lampau dan dilanjutkan sampai pada penyelesaian. Oleh karena itu, cerita yang menggunakan alur ini ada bagian yang menceritakan masa lalu dan masa mendatang.

4.      Latar
Latar Tempat:

·         Tempat kost Ikal dan Arai di Bogor.
·         Kantor Pos di Bogor.
·         SMA Negeri Manggar, Bangka Belitung
·         Pasar Manggar.
·         Sungai di daerah Gantong, Bangka Belitung.
·         Hutan di daerah Gantong
·         Masjid di Gantong
·         Rumah Orang tua Ikal dan Arai di Gantong.
·         Toko yang menjual beras, tepung ,dan lain-lain.
·         Rumah Mak Cik Mariamah
·         Tempat kost Ikal, Arai, dan Jimbrong di Manggar.
·         Bioskop
·         Pelabuhan Manggar
·         Rumah Bang Zaitun.
·         Lapangan golf.
·         Rumah Zakia.
·         P.N. Timah
·         Tempat foto copy.
·         Kampus
Latar Waktu:
·         1980
·         1985
·         1988
·         1993
·         1999
·         2000
Latar Suasana:
·         Senang
·         Sedih  dan mengharukan
·         Marah
·         Bimbang

5.      Sudut Pandang
Orang pertama pelaku utama yaitu penulis berlaku sebagai pelaku utama dalam cerita. Ciri-ciri yang biasa dipakai adalah, dengan menggunakan kata-kata, saya, aku, beta, hamba. Bahasa yang dipakai dalam tulisan, bisa merupakan perpaduan antara pendapat, maupun kata-kata hati.

Selasa, 19 Juni 2012

Rasulullah Saw



Berabad-abad sudah berlalu
namun namamu masih melekat di hatiku
tak pernah aku bertemu atau berjumpa denganmu
tak pernah aku melihat langsung dakwahmu
namun sinar cahaya itu mampu menembus zaman dan ruang
menembus perbedaan di antara seluruh umat manusia
cahaya itu tak pernah redup sampai akhir zaman
Rasulullah SAW , begitu agung namamu
bergetar hati ini , menangis , rindu bertemu dengan mu
rindu pada suri tauladan yang kau berikan
rindu pada kesederhanaan dan kepedulianmu
rindu pada kedamaian yang kau ciptakan
Rasulullah SAW , rindu pada kepemimpinanmu
Cinta dan kasih sayang mu tiada tara
Rahmatan Lil Alamin , memang itulah dirimu
Umatmu sekarang banyak yang sudah menjauhi suri tauladanmu
banyak yang sudah berubah dari koridor garis awal
pun saya merasa demikian
Rasulullah SAW , aku rindu padamu
kami rindu padamu
Rasulullah Nabi Muhammad SAW
Aku yakin sinar yang kau bawa tak kan pernah padam
Allahumma Sholli Ala Muhammad
semoga shalawat itu akan tetap berdengung
hingga akhir masa nanti

Sumber: http://realylife.wordpress.com/2008/03/21/rasulullah-nabi-muhammad-saw/

Jumat, 15 Juni 2012

Ayah, Si Buruk Rupa



Top of Form
Bottom of Form





Top of Form
Bottom of Form

     Selama ini aku selalu berhasil melarang Ayah datang ke sekolah: mengantar, menjemput, atau untuk keperluan lain. Tentu saja aku tidak terang-terangan melarang. Aku punya cara supaya Ayah tidak merasa aku larang ke sekolah. Seperti musim pengambilan rapor kemarin dulu, misalnya.
     “Ibu saja yang mengambil rapor, Yah. Ayah ‘kan capek,” kataku ketika itu.
     “Tapi besok ‘kan Sabtu. Ayah libur, tidak ke mana-mana.”
     “Setiap hari Ayah ‘kan kerja, cuma libur hari Sabtu dan Minggu. Jadi, Sabtu dan Minggu jatah Ayah duduk manis di rumah, baca-baca, nonton tivi, atau siram-siram bunga. Tenang saja, Yah. Dijamin, pokoknya raporku keren,” kataku mencoba ‘melarang’ Ayah ke sekolah.
     “Oke, deh,” jawab Ayah dengan gayanya yang khas.
     “Yes!” aku berteriak –dalam hati, tapi-- sambil mengepalkan tangan.
     Kadang-kadang aku suka merasa berdosa karena sering menghalang-halangi Ayah ke sekolah. Habis, aku harus bagaimana. Kalau Ayah ke sekolah, semua temanku akan tahu penampilan ayahku tidak cool seperti ayah mereka. Bukan karena tidak bisa berdandan, tapi karena Ayah memang tidak menarik, baik wajah maupun postur tubuhnya. Sudah tidak tampan, kurus pula.

     Aku tak habis pikir, bagaimana Ibu yang begitu cantik mau menikah dengan Ayah yang … ah, tidak tega aku menyebutnya. Ayah dan Ibu memang sungguh berbeda. Seperti langit dan comberan, begitu istilah    Ayah setiap mengatakan perbedaan dirinya dan Ibu –tentu saja dengan nada bercanda. Langit dan bumi saja sudah jauh, apalagi dibandingkan dengan comberan –yang letaknya tentu lebih rendah dari permukaan bumi. 
     Kulit Ibu putih, bersih, tidak ada noda sedikit pun. Ibaratnya, kalau Ibu minum kopi, kopinya akan kelihatan meluncur dari mulut ke perut lewat lehernya yang indah itu. Sebaliknya, kulit Ayah hitam. Sudah hitam, banyak pulaunya.
     “Yang ini bekas jatuh waktu mengejar layangan, yang ini diseruduk sepeda, yang ini kena petasan, yang ini disosor bebek, yang ini…” kata Ayah menunjuk peta pulau di kakinya dan menjelaskan bagaimana pulau-pulau itu didapat.
     Ayah menjelaskan itu dengan riang gembira. Seolah-olah pulau-pulau di kakinya adalah sesuatu yang indah dan harus dibanggakan.
     “Ayah norak, ih!”
     Ayah malah tertawa. Sebelnya, Ibu juga ikut tertawa.
     “Tahu tidak, selain kaki dengan pulau seribu ini, Ayah juga punya karunia lain yang sangat besar dari Tuhan. Karunia itu adalah wajah dan kulit Ayah.”
     Mulutku menganga, mataku melotot. Tapi Ayah malah tertawa berderai.
     “Kamu tahu apa maksud Ayah?” tanya Ibu ikut campur.
     Aku menggeleng. Dengan gaya dibuat-buat, Ayah menjelaskan.
      “Wajah Ayah adalah pemberian Tuhan. Ayah sudah seperti ini sejak bayi. Memang, Ayah bisa operasi plastik supaya wajah ini kelihatan tampan. Sayangnya Ayah tidak kaya. Seandainya kaya pun, Ayah tak mau operasi plastik. Lebih baik wajah Ayah tetap seperti ini daripada Ayah harus mengumpulkan ember dan tas kresek bekas dan membawanya ke dokter untuk modal operasi wajah Ayah. Jangan-jangan plastik-plastik bekas tadi akan meleleh kalau kena matahari. Hiii, seraam…”
     Ayah dan Ibu tertawa. Menyebalkan. Huh!
     “Kalau Ayah tidak boleh kena matahari, bagaimana kita bisa hidup. Ayah ‘kan tukang pos. Setiap hari harus berpanas-panas ke sana-kemari mengantar surat. Dari kerja itulah Ayah mendapat uang yang kita pakai untuk macam-macam: mulai dari makan sehari-hari, beli pakaian, bayar listrik, bayar sekolah, dan masih banyak lagi…” ujar Ibu melanjutkan.
     Deg! Aku merasa nafasku sesak. Dan mataku terasa panas.Tiba-tiba begitu saja aku menubruk Ayah, memeluk, dan menciuminya.Di sela-sela tangis, aku cuma bisa berkata:
     “Maafkan Cantika, Ayah…”
     Ya, Ibu benar. Setiap hari Ayah berpanas-panas mengantar surat. Meskipun sudah ditutupi jaket, tetap saja kulit Ayah hitam. Dari kulit yang hitam terbakar matahari itu entah berapa liter keringat yang mengucur. Keringat itulah yang membuat aku bisa terus sekolah. Lalu, apa alasanku untuk tidak membanggakan orang itu, ayahku sendiri, yang telah bekerja keras demi aku, anaknya.
     “Lho, lho, lho, ada apa ini?” kata Ayah sambil menerima pelukanku.
     “Cantika, Cantika… Ayah bangga bisa berkumpul dengan kalian, bidadari-bidadari yang cantik. Ini anugerah Tuhan yang sangat besar. Tuhan sudah mengatur semuanya. Ayah yang buruk rupa ini bersanding dengan ibumu yang manis-ayu-cantik jelita. Kalau dua-duanya buruk rupa, ho ho ho, bagaimana Ayah bisa memperbaiki keturunan. Salah-salah wajah kamu bisa kotak-kotak…”

Bottom of Form

Langkah-langkah Membuat Esai



Langkah-langkah Membuat Esai

1.       Memilih Topik
Bila topik telah ditentukan, anda mungkin tidak lagi memiliki kebebasan untuk memilih. Namun demikian, bukan berarti anda siap untuk menuju langkah berikutnya.

Pikirkan terlebih dahulu tipe naskah yang akan anda tulis. Apakah berupa tinjauan umum, atau analisis topik secara khusus? Jika hanya merupakan tinjauan umum, anda dapat langsung menuju ke langkah berikutnya. Tapi bila anda ingin melakukan analisis khusus, topik anda harus benar-benar spesifik. Jika topik masih terlalu umum, anda dapat mempersempit topik anda. Sebagai contoh, bila topik tentang “Indonesia” adalah satu topik yang masih sangat umum. Jika tujuan anda menulis sebuah gambaran umum (overview), maka topik ini sudah tepat. Namun bila anda ingin membuat analisis singkat, anda dapat mempersempit topik ini menjadi “Kekayaan Budaya Indonesia” atau “Situasi Politik di Indonesia. Setelah anda yakin akan apa yang anda tulis, anda bisa melanjutkan ke langkah berikutnya.

Bila topik belum ditentukan, maka tugas anda jauh lebih berat. Di sisi lain, sebenarnya anda memiliki kebebasan memilih topik yang anda sukai, sehingga biasanya membuat esai anda jauh lebih kuat dan berkarakter.

2.       Tentukan Tujuan

Tentukan terlebih dahulu tujuan esai yang akan anda tulis. Apakah untuk meyakinkan orang agar mempercayai apa yang anda percayai? Menjelaskan bagaimana melakukan hal-hal tertentu? Mendidik pembaca tentang seseorang, ide, tempat atau sesuatu?  Apapun topik yang anda pilih, harus sesuai dengan tujuannya.

3.       Tuliskan Minat Anda

Jika anda telah menetapkan tujuan esai anda, tuliskan beberapa subyek yang menarik minat anda. Semakin banyak subyek yang anda tulis, akan semakin baik. Jika anda memiliki masalah dalam menemukan subyek yang anda minati, coba lihat di sekeliling anda. Adakah hal-hal yang menarik di sekitar anda? Pikirkan hidup anda? Apa yang anda lakukan? Mungkin ada beberapa yang menarik untuk dijadikan topik. Jangan mengevaluasi subyek-subyek tersebut, tuliskan saja segala sesuatu yang terlintas di kepala.

4.       Evaluasi Potensial Topik

Jika telah ada beberapa topik yang pantas, pertimbangkan masing-masing topik tersebut. Jika tujuannya mendidik, anda harus mengerti benar tentang topik yang dimaksud. Jika tujuannya meyakinkan, maka topik tersebut harus benar-benar menggairahkan. Yang paling penting, berapa banyak ide-ide yang anda miliki untuk topik yang anda pilih.

Sebelum anda meneruskan ke langkah berikutnya, lihatlah lagi bentuk naskah yang anda tulis. Sama halnya dengan kasus dimana topik anda telah ditentukan, anda juga perlu memikirkan bentuk naskah yang anda tulis.

5.       Membuat Outline

Tujuan dari pembuatan outline adalah meletakkan ide-ide tentang topik anda dalam naskah dalam sebuah format yang
terorganisir.

1)      Mulailah dengan menulis topik anda di bagian atas
2)       Tuliskan angka romawi I, II, III di sebelah kiri halaman tersebut, dengan jarak yang cukup lebar diantaranya.
3)      Tuliskan garis besar ide anda tentang topik yang anda maksud:
· Jika anda mencoba meyakinkan, berikan argumentasi terbaik.
·  Jika anda menjelaskan satu proses, tuliskan langkah-langkahnya sehingga dapat dipahami pembaca.
· Jika anda mencoba menginformasikan sesuatu, jelaskan kategori utama dari informasi tersebut.
4)      Pada masing-masing romawi, tuliskan A, B, dan C menurun di sisi kiri halaman tersebut. Tuliskan fakta atau informasi
yang mendukung ide utama

6.       Menuliskan Tesis

Suatu pernyataan tesis mencerminkan isi esai dan poin penting yang akan disampaikan oleh pengarangnya. Anda telah menentukan topik dari esai anda, sekarang anda harus melihat kembali outline yang telah anda buat, dan memutuskan poin penting apa yang akan anda buat. Pernyataan tesis anda terdiri dari dua bagian:
·         Bagian pertama menyatakan topik. Contoh: Budaya Indonesia, Korupsi di Indonesia
·         Bagian kedua menyatakan poin-poin dari esai anda. Contoh: memiliki kekayaan yang luar biasa, memerlukan waktu yang panjang untuk memberantasnya, dst.

7.    Menuliskan Tubuh Esai

Bagian ini merupakan bagian paling menyenangkan dari penulisan sebuah esai. Anda dapat menjelaskan, menggambarkan dan memberikan argumentasi dengan lengkap untuk topik yang telah anda pilih. Masing-masing ide penting yang anda tuliskan pada outline akan menjadi satu paragraf dari tubuh tesis anda. Masing-masing paragraf memiliki struktur yang serupa:
·         Mulailah dengan menulis ide besar anda dalam bentuk kalimat. Misalkan ide anda adalah: “Pemberantasan korupsi di Indonesia”, anda dapat menuliskan: “Pemberantasan korupsi di Indonesia memerlukan kesabaran besar dan waktu yang
lama”
·         Kemudian tuliskan masing-masing poin pendukung ide tersebut, namun sisakan empat sampai lima baris.
·         Pada masing-masing poin, tuliskan perluasan dari poin tersebut. Elaborasi ini dapat berupa deskripsi atau penjelasan atau diskusi.
·         Bila perlu, anda dapat menggunakan kalimat kesimpulan pada masing-masing paragraf.
·         Setelah menuliskan tubuh tesis, anda hanya tinggal menuliskan dua paragraf: pendahuluan dan kesimpulan.

8.    Menulis Paragraf Pertama

·         Mulailah dengan menarik perhatian pembaca.
·         Memulai dengan suatu informasi nyata dan terpercaya. Informasi ini tidak perlu benar-benar baru untuk pembaca anda, namun bisa menjadi ilustrasi untuk poin yang anda buat.
·         Memulai dengan suatu anekdot, yaitu suatu cerita yang menggambarkan poin yang anda maksud. Berhati-hatilah dalam membuat anekdot. Meski anekdot ini efektif untuk membangun ketertarikan pembaca, anda harus menggunakannya dengan tepat dan hati-hati.
·         Menggunakan dialog dalam dua atau tiga kalimat antara beberapa pembicara untuk menyampaikan poin anda.
·         Tambahkan satu atau dua kalimat yang akan membawa pembaca pada pernyataan tesis anda.
·         Tutup paragraf anda dengan pernyataan tesis anda.

9.    Menuliskan Kesimpulan

Kesimpulan merupakan rangkuman dari poin-poin yang telah anda kemukakan dan memberikan perspektif akhir anda kepada pembaca. Tuliskan dalam tiga atau empat kalimat (namun jangan menulis ulang sama persis seperti dalam tubuh tesis di atas) yang menggambarkan pendapat dan perasaan anda tentang topik yang dibahas. Anda dapat menggunakan anekdot untuk menutup esai anda.

 

(c)2009 This is my blog. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger